Sabtu, 25 September 2021

KEADAAN ALAM WILAYAH INDONESIA

 Topografi wilayah Indonesia

Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, bulan, dan asteroid. Perbedaan tinggi rendah permukaan bumi secara tegak lurus (vertikal) inilah yang dikenal dengan relief.

Relief daratan di permukaan bumi dapat dibedakan menjadi 3 bagian antara lain:

    1.    Dataran Rendah

Dataran rendah merupakan relief daratan yang mempunyai ketinggian kurang dari 200 m di atas permukaan laut. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah sebagai hasil pengendapan (sedimentasi) material yang dibawa oleh sungai ke muara. dataran rendah hasil peristiwa sedimentasi yang sering dikenal dengan dataran alluvial.

Dataran rendah pada umumnya memiliki penduduk lebih padat hal ini karena dekat dengan sumber air, kemudahan transportasi, serta sarana penghidupan banyak dibangun di sini.

Dataran Rendah pada peta geografi digambarkan dengan warna hijau.

    2.    Dataran Tinggi

Dataran tinggi merupakan relief daratan yang relatif landai dengan ketinggian antara 200-1000 m di atas permukaan air laut. Dalam istilah lain dataran tinggi dikenal pula dengan istilah plateu. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil proses endogen dan eksogen. 

Beberapa dataran tinggi yang terdapat di Indonesia antara lain: dataran tinggi Gayo di provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dataran tinggi Brastagi di provinsi Sumatera Utara, dataran tinggi Bandung di provinsi Jawa Barat, dataran tinggi Dieng (Dieng Plateu) di provinsi Jawa Tengah, dataran tinggi Batu di Malang Jawa Timur, dan lain sebagainya. Dataran tinggi yang terbentuk oleh proses vulkanisme pada umumnya merupakan dataran Indonesia yang subur.

Dataran tinggi pada peta digambarkan menggunakan simbol warna kuning sampai cokelat muda.

    3.    Gunung, Pegunungan, dan Perbukitan

Gunung merupakan bentuk cembungan di permukaan bumi yang umumnya terbentuk oleh peristiwa alam vulkanisme maupun tektonisme. Vulkanisme merupakan proses naiknya magma dari dalam bumi menuju permukaan bumi. Sedangkan tektonisme adalah pergerakan lempeng kulit bumi yang mengakibatkan terjadinya pelipatan atau patahan.

Pegunungan merupakan kumpulan atau barisan gunung. Sedangkan perbukitan adalah daerah yang mirip dengan pegunungan, namun memiliki ketinggian yang lebih rendah (antara 500 sampai 750 meter di atas 

permukaan laut). Daerah pegunungan terjadi oleh proses tenaga asal dalam (endogen).

Pada peta geografi umumnya, daerah pegunungan digambarkan dengan simbol area berwarna cokelat.

Daerah Pantai (Pesisir)

Daerah pantai merupakan daerah pertemuan antara wilayah daratan dengan wilayah perairan yang luas (laut atau lautan). 

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar, memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000. Sehingga Indonesia memiliki potensi sumber daya pesisir dan lautan yang sangat besar. Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia, karena memiliki ekosistem pesisir seperti hutan mangrove, terumbu karang, dan padang lamun, yang sangat luas serta beragam.


Aktivitas penduduk di berbagai wilayah topografi di Indonesia.

1.    Aktivitas Manusia di Pantai dan Daerah Pesisir

a.    Nelayan dan Petani Tambak. Nelayan dan petani tambak umumnya merupakan mata pencaharian utama penduduk daerah pantai dan pesisir. Hasilnya, antara lain : ikan, udang, rumput laut, kerang, sotong (cumi-cumi), mutiara, garam, dan lain sebagainya.

b.    Pegawai. Sebagian kecil penduduk daerah pantai dan pesisir bekerja sebagai pegawai pemerintah maupun swasta. Bidang pemerintahan, dan layanan masyarakat lainnya seperti jasa pariwisata menjadi salah satu pilihan aktivitas penduduknya.

c.    Bekerja di sektor industri. Sebagian wilayah pantai dan pesisir Indonesia juga menjadi lokasi industri-industri besar, dan tidak sedikit pula penduduk yang bekerja di sektor ini. Industri pengolahan dan pengawetan ikan akan memberikan nilai tambah bagi produksi ikan dari kawasan pantai dan pesisir, sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupan nelayan. 

d.    Berdagang. Sebagian dari masyarakat pantai dan pesisir Indonesia bermata pencaharian sebagai pedagang berbagai kebutuhan pokok di lingkungan. Demikian pula dijumpai sebagai pedagang besar dengan komoditas yang diperdagangkannya ikan dan rumput laut baik yang masih segar maupun sudah diolah atau diawetkan.

2.    Aktivitas Manusia di Dataran Rendah

a.    Petani sawah dan ladang. Kegiatan pertanian merupakan mata pencaharian utama penduduk daerah dataran rendah terutama di daerah pedesaan. Jenis pertanian yang dilakukan yaitu pertanian sawah dengan hasil utama padi, jagung dan pertanian ladang dengan hasil utamanya palawija dan sayur mayur. Karena relief tanahnya relatif datar, sistem pertanian yang dikembangkan umumnya tidak membutuhkan teknik terassering (kontur); 

b.    Pegawai. Sebagian terbesar penduduk daerah dataran rendah terutama kawasan perkotaan dan pedesaan sekitar perkotaan bekerja sebagai pegawai pemerintah maupun swasta. Bidang pemerintahan, dan layanan masyarakat lainnya seperti jasa pariwisata menjadi salah satu pilihan aktivitas penduduknya;

c.    Bekerja di sektor industri. Sebagian besar wilayah dataran rendah di Indonesia telah berkembang menjadi lokasi industri-industri besar, baik industri pertambangan maupun industri pengolahan.

d.    Perdagangan Barang atau Jasa. Sebagian dari masyarakat dataran rendah di wilayah Indonesia bermatapencaharian sebagai pedagang. Kegiatan perdagangan yang dilakukan mulai dari perdagangan kecil (eceran) hingga perdagangan besar (ekspor-impor). Komoditas yang diperdagangkan berbagai produk barang atau jasa baik yang dihasilkan oleh wilayah itu sendiri maupun didatangkan dari tempat lain.

3.    Aktivitas Manusia di Dataran Tinggi dan Pegunungan

a.    Petani ladang dan kebun. Kegiatan pertanian ladang dan perkebunan merupakan mata pencaharian utama penduduk daerah dataran tinggi dan pegunungan terutama di daerah pedesaan. Jenis pertanian yang dilakukan yaitu pertanian ladang yang umumnya dikelola oleh rakyat dengan hasil utamanya jagung, palawija dan sayur-mayur. Sedangkan pertanian kebun umumnya dikelola secara besar-besaran oleh pemerintah maupun swasta dengan hasilnya coklat, kopi, teh dan lain sebagainya. Karena relief permukaan tanahnya yang relatif kasar, sistem pertanian yang dikembangkan umumnya menggunakan teknik terassering (kontur).

b.    Pegawai. Sebagian besar penduduk daerah dataran tinggi dan pegunungan terutama kawasan perkotaan dan perdesaan sekitar perkotaan bekerja sebagai pegawai pemerintah maupun swasta. Bidang pemerintahan, dan layanan masyarakat lainnya seperti jasa pariwisata menjadi salah satu pilihan aktivitas penduduknya. Banyak penduduk yang bekerja di sektor perkebunan dari perawat kebun sampai manajer perkebunan. 

c.    Bekerja di sektor industri. Industri pertambangan dan industri pengolahan hasil perkebunan umumnya banyak ditemukan. Industri pertambangan besar biasanya dikelola oleh perusahaan pemerintah atau swasta sedangkan pertambangan skala kecil banyak pula diusahakan oleh masyarakat seperti pertambangan pasir, batu kali, batu granit, dan lain sebagainya.

d.    Perdagangan Barang atau Jasa. Kegiatan perdagangan yang dilakukan mulai dari perdagangan kecil (eceran) hingga perdagangan besar khususnya suplier (penyalur) buah-buahan dan sayur mayur untuk wilayah perkotaan atau masyarakat di dataran rendah. Wilayah yang menjadi sentra-sentra penghasil sayur mayur dan buah-buahan bagi daerah lainnya, antara lain: dataran tinggi Berastagi di Provinsi Sumatera Utara, dataran tinggi Lembang di Bandung Provinsi Jawa Barat, dataran tinggi Dieng dan Boyolali di Provinsi Jawa Tengah, dataran tinggi Batu di Malang Provinsi Jawa Timur, lereng Gunung Tambora di Nusa Tenggara.

 


Selasa, 21 September 2021

LETAK WILAYAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEADAAN ALAM INDONESIA

Letak Astronomis, Letak Geografis, dan Letak Geologis Wilayah Indonesia

1. Letak astronomis wilayah Indonesia 

Letak astronomis suatu wilayah adalah letak di permukaan bumi jika dilihat dari kedudukan lintang dan bujurnya.


Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara lintang terbentang dari pulau We di provinsi Nangroe Aceh Darussalaam (wilayah paling utara) sampai ke pulau Rote di provinsi Nusa Tenggara Timur (wilayah paling selatan). 

Letak lintang paling utara wilayah pulau We adalah 6 derajat Lintang Utara (6ºLU), dan ini menjadi batas wilayah astronomis Indonesia di utara. Sedangkan di selatan yaitu tepi selatan pulau Rote adalah 11 derajat Lintang Selatan (11ºLS). 

Secara bujur Wilayah NKRI terbentang dari pulau Weh di Provinsi Nangroe Aceh Darussalaam hingga ke sungai Fly di Provinsi Papua (perbatasan dengan negara Papua Nugini). 

Letak bujur di pulau Weh adalah 95 derajat Bujur Timur (95ºBT) sedangkan di Sungai Fly menunjukkan angka 141 derajat Bujur Timur (141º BT).

Jadi dapat disimpulkan, secara astronomis wilayah Indonesia terletak pada 6ºLU sampai 11ºLS dan 95ºBT sampai 141º BT.

2. Letak geografis wilayah Indonesia

Letak geografis adalah letak suatu wilayah dilihat dari kenampakan geografisnya di permukaan bumi,

Secara geografis wilayah NKRI dikelilingi oleh dua massa daratan yang luas (benua) yaitu benua Asia di sebelah Utara hingga Barat Laut dan benua Australia di sebelah Tenggara, dan oleh dua massa perairan yang luas yaitu Samudera Pasifik di sebelah Timur hingga Timur Laut dan Samudera Hindia di sebelah Selatan hingga Barat Daya.

3. Letak geologis wilayah Indonesia

Letak geologis adalah letak suatu wilayah jika dihubungkan dengan struktur batuan (geologis) yang membentuknya.

Di permukaan bumi ini pegunungan muda dunia dikelompokkan menjadi dua jalur (sirkum) yaitu sirkum Pasifik dan sirkum Mediterrania. Adanya jalur pegunungan muda dunia tersebut biasa di nyatakan dengan istilah ‘ring of fire’ yang artinya lingkaran api. 

 
Pada peta tersebut di atas digambarkan bahwa NKRI berada pada tepi lempeng Eurasia (Eurasia Plate) yang berhadapan dengan lempeng Philiphina (Philipine Plate), lempeng Pasifik (Pasifik Plate) dan lempeng Australia (Australian Plate). ‘Lempeng Tektonik’ merupakan istilah yang dipergunakan para ahli geologi untuk memberi nama pada bagian lembaran lapisan kerak bumi (lithosfera), yang membentuk permukaan bumi kita. Jika bumi kita dibayangkan seperti ‘sebuah bola kaki’ maka lempeng dapat dibayangkan seperti lembaran-lembaran kecil yang menyusun bola tersebu. Pada umumnya wilayah pertemuan lempeng tersebut merupakan wilayah di permukaan bumi yang sering mengalami peristiwa gempa tektonik.

Berdasarkan letak tersebut wilayah NKRI berada pada titik pertemuan jalur pegunungan muda dunia yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Meditterrania dan tepian lempeng Eurasia yang berhadapan dengan lempeng Australian, lempeng Philiphina dan lempeng Pasifik.

Pengaruh Letak Astronomis dan Letak Geografis Terhadap Keadaan Alam Wilayah Indonesia

1. Pengaruh Letak Astronomis terhadap Iklim

Iklim adalah rata-rata keadaan udara (meliputi antara lain: suhu, tekanan udara, penyinaran matahari, kelembaban, dan curah hujan) pada suatu waktu dan wilayah tertentu di permukaan bumi. 

Salah satu faktor yang mempengaruhi iklim di permukaan bumi adalah kedudukan astronomisnya. 

Wilayah Indonesia berdasarkan kedudukan lintangnya seperti digambarkan dalam peta tersebut di atas memiliki iklim tropis.

Ciri - ciri iklim tropis:

  • matahari bersinar sepanjang tahun;
  • suhu udara tinggi sepanjang tahun;
  • perbedaan suhu antara siang dengan malam relatif kecil;
  • kelembaban udara yang tinggi, karena matahari bersinar sepanjang tahun maka suhu udara relatif tinggi dan terjadilah penguapan yang tinggi pula;
  • Curah hujan yang relatif tinggi.

2.    Pengaruh Letak Astronomis Terhadap Pembagian Waktu

Dalam gerak semu hariannya matahari menempuh bujur sejauh 360º dan ditempuh dalam 24 jam, sehingga setiap 1 jam waktu, matahari menempuh sejauh 15º bujur.

Karena bujur Indonesia selebar 46º (95ºBT- 141ºBT) wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 wilayah waktu, yaitu wilayah Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT), wilayah Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) dan wilayah Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB). 

Hubungan Letak Astronomis dan Letak Geografis dengan Perubahan Musim di Indonesia

Indonesia terletak antara 60o LU – 110o LS dan antara Benua Asia dan Benua Australia dengan arah utara selatan. Karena tekanan udara di Benua Asia dan Australia selalu berubah maka timbulah angin muson yang melintasi wilayah Indonesia. Angin muson ialah angin yang setiap setengah tahun berganti arah yang berlawanan.

1.    Angin Muson Barat

Angin Muson Barat (berasal dari Asia) bertiup pada bulan Oktober-Maret. Hal ini disebabkan kedudukan semu tahunan matahari berada di belahan bumi selatan. Benua Australia sedang berlangsung musim panas sedangkan di Benua Asia berlangsung musim dingin. Akibatnya, udara di atas Benua Australia bertekanan minimum dan di atas Benua Asia bertekanan maksimum. Dengan demikian, bertiuplah angin dari Benua Asia ke Australia melalui Indonesia. Karena angin tersebut bertiup melintasi Samudera Pasifik yang luas, maka mengandung banyak uap air dan menyebabkan banyak terjadinya hujan setelah sampai di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, pada musim tersebut sebagian besar wilayah Indonesia sedang mengalami musim penghujan.

2. Angin Muson Timur

Angin Muson Timur (berasal dari Australia) disebut juga Angin Muson Tenggara, angin muson ini bertiup pada bulan April-Agustus. Hal ini disebabkan kedudukan semu tahunan matahari berada di belahan bumi utara. Benua Asia sedang berlangsung musim panas sedang di Benua Australia berlangsung musim dingin. Akibatnya, udara di atas Benua Asia bertekanan minimum dan udara di atas Benua Australia bertekanan maksimum. Dengan demikian, bertiuplah angin dari Australia ke Asia melalui wilayah Indonesia. Angin tersebut sebelum sampai ke wilayah Indonesia, melintasi wilayah gurun yang luas di Australia, kemudian melalui laut yang sempit di antara Australia dan Indonesia. Akibatnya angin ini sedikit mengandung uap air, dan tidak mendatangkan hujan ketika sampai di wilayah Indonesia. Jadi, pada musim tersebut sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim kemarau.

Pengaruh Letak Geologis Terhadap Keadaan Alam Wilayah Indonesia

 

Letak geologis wilayah Indonesia banyak memberikan dampak (pengaruh) terhadap keadaan alam wilayah Indonesia. 

Dampak positif letak geologis wilayah Indonesia, antara lain:

    1. tanah wilayah Indonesia menjadi subur, karena sering mendapatkan pupuk alam dari letusan gunung api;
    2. terbentuknya berbagai jenis mineral tambang di wilayah Indonesia;
    3. terbentuknya potensi energi tenaga panas bumi (geothermal);
    4. terbentuknya gunung atau pegunungan memungkinkan terjadinya hujan orografis (hujan karena uap air menaiki lereng pegunungan);
    5. terbentuknya gunung atau pegunungan memungkinkan terdapatnya daerah yang berhawa sejuk alami di daerah tropis.

Dampak negatif letak geologis wilayah Indonesia, antara lain:

    1. wilayah Indonesia memiliki berbagai potensi bencana geologis seperti: gunung meletus, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan lain-lain;
    2. penduduknya harus memiliki sikap waspada bencana, serta mengembangkan kearifan lokal untuk meminimalisir dampak negatifnya (mitigasi bencana);
    3. pemerintah harus menyiapkan anggaran untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mungkin jika tidak ada potensi bencana dapat dialokasikan untuk hal yang lain.


Terima Kasih Atas Kunjungan Anda